Lubuklinggau, 2 November 2025 —
Belakangan ini beredar informasi di media sosial mengenai adanya kegiatan yang dikaitkan dengan komunitas Survival Trail Adventure (STA) di sebuah tempat hiburan malam, Ibiza Lounge Kota Lubuklinggau. Kegiatan yang disebut-sebut bertajuk “Enduro Night Party” itu sempat menimbulkan dugaan bahwa acara tersebut merupakan bagian dari agenda resmi STA.
Namun, setelah dilakukan konfirmasi, pihak STA baik dari Ketua maupun anggotanya membantah keras keterlibatan mereka dalam acara tersebut.
> “Dak ado hubungan ini sm kegiatan kt, mungkin mereka bikin acara sendiri,” ujar Ketua STA saat dikonfirmasi.
Salah satu anggota STA juga menegaskan hal serupa.
> “Silahkan cek bae, insha Allah dak ado,” ujarnya menambahkan.
Diketahui, acara di Ibiza Lounge itu mempromosikan konsep party dengan penampilan DJ dan hiburan malam, serta mencantumkan unsur enduro dalam poster promosinya. Namun berdasarkan klarifikasi pihak STA, penggunaan nama atau nuansa trail adventure dalam promosi tersebut tidak memiliki keterkaitan resmi dengan komunitas STA Lubuklinggau.
Pihak STA berharap masyarakat tidak salah persepsi serta meminta agar setiap penyelenggara kegiatan tidak menggunakan nama atau identitas komunitas tanpa izin resmi.
—
Ulama Lubuklinggau Soroti Kegiatan Trail yang Diakhiri Hura-Hura
Di sisi lain, salah satu ulama Kota Lubuklinggau, Ustaz Atiq Fahmi, Lc, turut menyampaikan keprihatinan atas fenomena kegiatan motor trail tahunan yang kerap diakhiri dengan acara hiburan malam.
Menurutnya, kegiatan yang seharusnya menjadi ajang silaturahmi dan kebersamaan justru sering disusul dengan acara hura-hura yang tidak mencerminkan nilai-nilai Islami.
> “Sering kali kita lihat, setiap kali acara trail selesai, pasti disusul dengan hiburan-hiburan yang tidak mencerminkan nilai Islami. Dalam Islam, hidup seseorang tergantung pada akhirnya. Walaupun bagus awalnya, tetapi jika akhirnya buruk, maka orang tersebut dinyatakan buruk. Alangkah bagusnya jika baik awalnya, maka baik pula akhirnya,” ujarnya.
Ustaz Atiq menilai, semangat kebersamaan yang seharusnya mempererat ukhuwah justru tercoreng oleh perilaku berlebihan pascaacara.
> “Sayang sekali, acara yang awalnya tampak positif justru diakhiri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, bahkan terkesan mengumbar kesenangan semata,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan, di tengah kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih sulit, kegiatan yang berujung pesta dan hura-hura tidak patut dibiasakan, terutama bila melibatkan unsur pemerintah atau tokoh masyarakat.
> “Lebih baik semangat kebersamaan itu diarahkan pada kegiatan sosial, bakti masyarakat, atau pembinaan generasi muda. Itu akan jauh lebih bernilai dan bermanfaat,” tegasnya.
Pernyataan Ustaz Atiq pun mendapat perhatian luas dari publik. Banyak warga menyuarakan hal senada, bahwa kegiatan semacam itu sering kali tidak memberi manfaat nyata bagi masyarakat, bahkan menimbulkan kesan negatif terhadap penyelenggara.
> “Apa pun bentuknya, hendaknya tidak hanya menjadi ajang kesenangan sesaat. Jadikan setiap kegiatan bernilai kebaikan dan membawa manfaat bagi umat,” pungkasnya.