LUBUKLINGGAU – Sejumlah masyarakat mulai menyoroti maraknya proyek pembangunan yang terus dilakukan di beberapa titik di Kota Lubuklinggau. Mereka menilai banyak proyek pemerintah yang terkesan “bangun lagi dan bangun lagi”, padahal kondisi bangunan sebelumnya masih layak digunakan.
Pantauan di lapangan, beberapa proyek seperti perbaikan lobby lantai 1 Wali Kota, renovasi ruang kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota, hingga lanjutan pembangunan taman inflasi yang dibangun beberapa waktu lalu, namun kini kembali dikerjakan dengan proyek baru. Hal ini menimbulkan pertanyaan publik terkait efektivitas perencanaan dan pengelolaan anggaran.
“Sebenarnya kami tidak menolak pembangunan, tapi tolonglah dilihat dulu mana yang prioritas. Jangan yang sudah bagus dibongkar lagi, sementara masih banyak jalan rusak dan daerah tergenang air, kondisi ini menunjukkan lemahnya koordinasi antar dinas serta perencanaan yang tidak matang. Seharusnya, pembangunan dilakukan berdasarkan kebutuhan mendesak masyarakat, bukan hanya untuk menghabiskan anggaran tahunan. ” ujar Mas Yad, warga Lubuklinggau, Senin (6/10).
Sejumlah warga di Kota Lubuklinggau juga mulai mempertanyakan maraknya proyek pembangunan yang terkesan dilakukan berulang di lokasi yang sama. Fenomena “bangun lagi dan bangun lagi” ini dianggap menunjukkan lemahnya perencanaan serta kurangnya evaluasi terhadap proyek sebelumnya.
Sementara itu, sejumlah aktivis dan pemerhati kebijakan publik menilai bahwa pola pembangunan yang tumpang tindih bisa berpotensi menimbulkan pemborosan anggaran. Mereka mendesak pemerintah daerah untuk membuka secara transparan rencana kerja dan anggaran tiap proyek yang sedang maupun akan berjalan.
“Kami menduga ada masalah pada tahap perencanaan. Setiap proyek seharusnya melalui kajian teknis dan evaluasi manfaat. Kalau terus dibangun di lokasi yang sama tanpa alasan jelas, publik berhak curiga ada inefisiensi,” kata seorang pengamat kebijakan publik yang enggan disebut namanya.