Seluma, Bengkulu — Seringnya terjadi pemadaman listrik di wilayah Kecamatan Ulu Talo, Kabupaten Seluma, mendapat sorotan tajam dari Laskar Anti Korupsi Pejuang 45 (LAKI P45). Kondisi ini dinilai mencerminkan kurangnya kepekaan pemerintah daerah Seluma dan Pemerintah Provinsi Bengkulu terhadap kebutuhan dasar masyarakat.
Menurut pantauan di lapangan, gangguan jaringan listrik PLN kerap terjadi akibat rusaknya jaringan SUTM dan SUTR yang tertimpa pohon atau tanam tumbuh liar di sepanjang jalur distribusi listrik. Situasi ini diperparah dengan tanah longsor di kawasan perbukitan akibat pembalakan liar dan pembukaan hutan oleh oknum masyarakat maupun perusahaan perkebunan yang tidak bertanggung jawab.
Ketua LAKI P45, Ahlul Fajri, yang juga aktif di Ormas Pemuda Pancasila, dengan tegas menyatakan:
“Kami minta pemerintah daerah, Dinas Kehutanan, serta aparat penegak hukum (APH) dan Polisi Kehutanan (POLHUT) segera bertindak tegas berdasarkan peraturan daerah (Perda) untuk menindak para pelaku pembalakan liar di sepanjang jalan yang menyebabkan tanah amblas dan longsor. Pemerintah jangan diam saja melihat kerusakan ini.”
Ahlul Fajri warga Desa Pagar menegaskan, persoalan infrastruktur jalan dan jaringan listrik semestinya menjadi prioritas utama pemerintah daerah dan PLN. Kedua aspek ini saling berkaitan dan berpengaruh langsung terhadap aktivitas serta kesejahteraan masyarakat.
“Listrik bukan lagi kebutuhan mewah, tetapi kebutuhan mendasar setiap rumah tangga dan pelaku usaha. Pemerintah dan PLN seharusnya peka terhadap hal ini,” ujarnya.
Masyarakat Keluhkan Listrik Padam Hampir Tiap Malam
Kondisi ini turut dikeluhkan masyarakat Ulu Talo. Salah satu warga Desa Lubuk Resam, Sarifudin (47), mengatakan bahwa listrik sering padam hampir setiap malam dan sangat mengganggu aktivitas keluarga.
“Kalau malam sering mati lampu, kadang sampai berjam-jam. Anak-anak susah belajar, usaha kecil juga terhambat. Kami sudah lama berharap ada perbaikan, tapi belum ada tindakan nyata dari pemerintah maupun PLN,” ujarnya dengan nada kecewa.
Hal senada disampaikan Yunita (39), pelaku usaha kecil di Pasar Ulu Talo.
“Kami jualan pakai kulkas dan alat listrik, tapi sering rusak karena mati hidup listrik tidak tentu. Rugi kami, tapi siapa yang tanggung jawab?” keluhnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Miswan, menilai bahwa akar persoalan seringnya listrik padam bukan hanya faktor teknis, tetapi juga minimnya pengawasan pemerintah terhadap kondisi jaringan dan maraknya pembalakan liar di wilayah hulu.
“Selama hutan di sekitar jalur kabel PLN terus dibabat, selama itu juga jaringan akan rentan rusak dan longsor. Pemerintah harus tegas menindak oknum yang membuka lahan tanpa izin,” tegasnya.
LAKI P45 Desak Solusi Konkret
Menanggapi keluhan tersebut, LAKI P45 mendesak agar PLN Cabang Bengkulu Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (WS2JB) bersama Pemerintah Kabupaten Seluma segera membentuk tim khusus untuk menelusuri penyebab dan mencari solusi permanen atas persoalan listrik padam di Kecamatan Ulu Talo.
“Jangan seakan tidak peduli terhadap penderitaan masyarakat. Di daerah ini hampir setiap malam listrik padam. Ini sangat meresahkan dan menghambat kegiatan ekonomi serta pendidikan,” tegas Ahlul Fajri.
Dengan demikian, LAKI P45 berharap langkah konkret segera diambil oleh pihak terkait agar masyarakat Kecamatan Ulu Talo tidak terus menjadi korban ketidakpekaan dan kelalaian pemerintah dalam menangani persoalan listrik yang sudah berlangsung lama ini.